The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Wlingi

Stasiun Kereta Api Wlingi (WG) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Wlingi, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen  PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya yang berada pada ketinggian + 274 m di atas permukaan lain, dan merupakan stasiun kelas 1 yang ada di Kabupaten Blitar. Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun, Desa Beru, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah barat SMPN 1 Wlingi, atau di sebelah barat daya Kantor Pos Wlingi.
Bangunan Stasiun Wlingi ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda, yang pembangunannya bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api Blitar-Wlingi-Kepanjen-Malang sepanjang 74 kilometer. Pengerjaan jalur kereta api ini dilakukan oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, yang dimulai pada tahun 1896, dan selesai pada tahun 1897.


Proyek jalur kereta api Blitar-Wlingi-Kepanjen-Malang ini merupakan bagian dari proyek besar jalur kereta api jalur Timur jilid 2 (Oosterlijnen-2). Pengerjaan proyek jalur kereta api ini dilaksanakan dua arah. Setelah jalur rel Kediri-Tulungagung-Blitar selesai pada 1884, maka dilanjutkan pembangunan jalur rel Blitar-Wlingi sepanjang 19 kilometer yang diresmikan pada 10 Januari 1896 dan Wlingi-Kepanjen sepanjang 36 kilometer yang diresmikan pada 30 Januari 1897. Sedangkan yang dari arah utara, jalur kereta api Malang-Kepanjen sepanjang 19 kilometer sudah terselesaikan pada tahun 1896.
Pembukaan jalur kereta api Blitar-Wlingi ini juga merupakan hasil dari desakan yang telah disampaikan oleh para pengusaha yang tergabung dalam Blitarsche Landbouwvereeniging pada 10 Oktober 1889. Dengan demikian sejak itu pengangkutan produk perkebunan dengan kereta api dari Blitar ke Surabaya dapat juga melalui Kepanjen dan Malang. Pada 1900 hampir semua kota-kota di Jawa Timur sudah dihubungkan dengan baik oleh jalur kereta api dan dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas Belanda di Blitar. Dengan tersedianya jaringan kereta api tersebut, wilayah Blitar dapat memiliki akses menuju pelabuhan atau pusat layanan ekspor.
Perlu diketahui bahwa wilayah Blitar pada waktu itu dikembangkan menjadi pusat industri perkebunan, yang berada di lereng Gunung Kelud, dan lembah Sungai Brantas. Pada awalnya terdapat ratusan perkebunan yang berhasil dikembangkan oleh orang-orang Eropa tetapi pada 1939 tercatat 45 perusahaan perkebunan dengan tanaman budidaya kopi, karet, kina, tembakau, kapuk, singkong, dan kelapa.
Stasiun Wlingi memiliki 4 jalur. Jalur 1 digunakan untuk jalur sepur lurus yang menuju ke arah barat, yaitu Stasiun Talun hingga Stasiun Blitar. Jalur 2 digunakan untuk jalur sepur lurus yang menuju ke arah timur, yaitu Stasiun Kesamben hingga ke Stasiun Kepanjen. Sedangkan, jalur 3 sampai 4 merupakan persediaan untuk langsiran kereta api di kala intensitas kereta api lumayan padat.
Dari lima jalur tersebut, terdapat 3 peron. Satu peron sisi yang rendah dan dua peron pulau yang rendah juga. Pada semua peron ini tidak dinaungi atap seng seperti kebanyakan pada stasiun yang berada di kecamatan.
Namun demikian, meski Stasiun Wlingi ini awalnya merupakan stasiun dengan prototype yang dibangun di kecamatan, stasiun ini tergolong maju karena pada stasiun tersebut juga melayani kereta api jarak jauh kelas komersial atau bisnis. *** [110516]

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami