The Story of Indonesian Heritage

GPIB Paulus Jakarta

Kawasan Menteng merupakan kawasan pemukiman yang asri, nyaman dan indah, yang digemari oleh masyarakat Eropa yang berada dan masyarakat pribumi dari golongan yang terpilih. Dulu, kawasan Menteng ini dirancang dan dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai perluasan kota ke sebelah selatan dari wilayah pusat kota yang dikenal pada waktu itu dengan Weltevreden (wilayah sekitar Gambir dan Pejambon sekarang).
Seiring dengan berjalannya waktu, berbagai lahan kosong yang ada di kawasan Menteng mulai diisi dengan berbagai fasilitas bagi perumahan-perumahan Menteng tersebut, seperti pusat seni, gedung perkumpulan hingga taman. Tak terkecuali fasilitas untuk tempat peribadatan bagi penganut Katolik maupun Kristen Protestan. Salah satunya adalah Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Paulus. GPIB ini terletak di Jalan Taman Sunda Kelapa No. 12 Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta. Lokasi gereja ini berada di sebelah barat gedung BAPPENAS, atau sebelah timur Museum Perumusan Naskah Pancasila, dan tak jauh dari Taman Suropati.


GPIB Paulus ini merupakan hasil rancangan dari Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels, atau yang biasa disingkat F.J.L. Ghijsels, seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, dan dibangun pada tahun 1936. Pengerjaan fisiknya dilakukan oleh biro arsitek Algemeen Ingenieurs en Architecten Bureau (A.I.A). Biro ini merupakan kombinasi antara biro perancangan dan pelaksanaan bangunan, yang didirikan oleh Ghijsels bersama dua orang rekannya, yaitu Ir. Hein van Essen dan Ir. Stoltz.
Semula GPIB Paulus ini dikenal dengan sebutan Nassaukerk, sesuai dengan nama jalan di mana gereja tersebut didirikan, yaitu Nassau Boulevard, sekarang menjadi Jalan Imam Bonjol. Gereja ini berada pada posisi yang strategis, yaitu lokasinya tepat di tengah kawasan Menteng. Keberadaan GPIB Paulus pada posisi tersebut mengindikasikan pentingnya kehadiran gereja tersebut pada kawasan ini.


Dilihat dari muka luar, GPIB ini memiliki gaya arsitektur Art Deco yang ditandai dengan komposisi bangunan yang konsisten dan fungsional. Atapnya membentuk empat pelana dengan kemiringan seperti piramida, dan di bagian depan sudut timur laut terdapat menara yang cukup tinggi tapi ramping. Di atas atap menara terdapat ayam jantan (jago), dan di bawah atap dipasang empat jam yang mengarah ke segala penjuru mata angin.
GPIB Paulus ini memiliki denah menyerupai salib, yang keempat sisinya adalah sama panjang. Sepintas denahnya merupakan crosssectional dari dua persegi panjang yang disatukan sehingga terbentuklah palang seperti lambang PMI. Hasil gabungan tadi membentuk bagian tengah berbentuk kotak.
Bagian tengah ini yang digunakan sebagai ruang ibadah, dan didalamnya terdapat beberapa kolom yang menjadi tumpuan balkon. Balkon dalam gereja ini memiliki bentang besar, yang dapat diisi empat baris tempat duduk sehingga dapat menampung jemaat yang banyak.
Menteng, dengan gerejanya memang ditata sebagai kawasan hunian yang modern dengan segala fasilitas yang dimiliki pada zaman itu. Jemaat orang Belanda maupun Eropa lainnya yang mengikuti persembayangan di gereja ini, akan merasa senang karena tepat berada di timur lautnya ada sebuah taman yang rindang dan asri. Dari sebagian mereka biasanya ada yang menyempatkan untuk duduk-duduk di taman tersebut. *** [060416]

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami