The Story of Indonesian Heritage

Hotel Paviljoen Surabaya

Usai menyusuri Jalan Tunjungan, saya beranjak menuju ke Balai Kota lagi. Karena, angkot yang menuju ke Terminal Bratang setahu saya yang lewat depan Balai Kota Surabaya.
Oleh karena itu, saya berusaha menerabas melalui Jalan Genteng Besar yang terus tembus ke Jalan Wali Kota Mustadjab. Pada saat sampai di pertigaan Jalan Tunjungan dan Jalan Genteng Besar, langkah kaki berhenti karena terinterupsi oleh vespa kuno dipajang di atas. Interupsi ini memberikan ‘keberuntungan’ bagi saya, karena tempat lokasi pajangan vespa kuno tersebut berada di depan halaman sebuah bangunan hotel lawas. Hotel lawas tersebut bernama Hotel Paviljoen. Hotel ini terletak di Jalan Genteng Besar No. 94-98 Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Lokasi hotel ini berada di sebelah barat Pasar Genteng Baru, atau di sebelah timur laut gedung Yayasan Majelis Dzikir Surabaya “Nurussalim”.


Hotel Paviljoen merupakan hotel yang sudah cukup lama berdiri di Surabaya dan masih tetap eksis sampai sekarang. Hotel ini sudah berdiri sejak tahun 1917, dan dari awal dibangun hingga kini tetap merupakam hotel melati. Pemilik awal hotel ini adalah orang Jerman dan Denmark. Bangunan hotel ini sudah beberapa kali berganti kepemilikan, namun terakhir dimiliki oleh Harsono Purworaharjo (almarhum) yang kemudian diteruskan kepada anak-anaknya untuk mengelolanya.
Sejak berdiri, hotel ini tetap mempertahankan kekhasannya. Arsitektur perpaduan Jawa dan Kolonial terlihat dari desain bangunannya. Hotel ini juga tetap mempertahankan memakai ejaan Belanda ‘Paviljoen”. Keaslian hotel ini yang menjadi daya tarik utama bagi pelancong mancanegara yang bertandang ke Surabaya. Mereka merasa menemukan suasana Surabaya Tempo Doeloe (Oud Soerabaia). Pada umumnya, mereka adalah turis backpacker dari Belanda, Belgia, Jerman, Perancis, dan Italia.
Hotel yang berdiri di atas lahan seluas 4.000 m² ini memiliki total kamar sebanyak 21 buah. Di tengah-tengah hotel terdapat taman yang hijau dan asri. Hampir deretan kamar yang dimiliki oleh hotel ini menghadap ke taman tersebut, sehingga hotel ini terkesan seperti kamar kos-kosan. Lokasinya pun cukup strategis. Berada di jantung Kota Surabaya di mana di lokasi hotel tersebut terkenal sebagai pusat belanja oleh-oleh khas Surabaya, dan tidak jauh dari kawasan Tunjungan maupun spot lain yang ada di Kota Surabaya.
Lokasi yang strategis ini menjadikan Hotel Paviljoen acapkali full booked setiap harinya. Selain itu, hotel ini juga mempertahankan posisinya sebagai hotel melati yang mematok harga berkisar antara Rp 100.000,- hingga Rp 200.000,-. Oleh sebab itu, tak mengherankan bila hotel ini dikenal di kalangan backpacker dari mancanegara. Dan, uniknya lagi dari hotel ini adalah adanya larangan orang ber-KTP Surabaya menginap di hotel ini. Hal ini untuk mencegah hal-hal negatif yang sering menerpa hotel berkelas melati di Surabaya.
Kendati hotel ini berkelas melati, namun memiliki fasilitas yang lengkap layaknya sebuah hotel kecuali kolam renang. Hal ini selaras dengan slogan: “Service als een hotel maar de prijzen van een motel.” (Layanan seperti sebuah hotel tetapi harga sebuah motel). *** [090116]

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami