The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Rambipuji

Stasiun Kereta Api Rambipuji (RBP) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Rambipuji, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen  PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember yang berada pada ketinggian + 52 m di atas permukaan laut, dan merupakan stasiun kelas II.
Stasiun ini terletak di Jalan Dharmawangsa, Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah barat Bank Arta Guna.
Bangunan Stasiun Rampipuji ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Pembangunan stasiun ini diperkirakan bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Klakah-Jatiroto-Rambipuji-Jember yang dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah di Hindia Belanda, Staatsspoorwegen, pada tahun 1897. Jalur tersebut merupakan bagian dari proyek jalur kereta api di Jawa untuk line menuju bagian timur (oosterlijnen) sepanjang 62 kilometer.


Awalnya, bangunan stasiun ini masih sederhana. Namun setelah terhubung dengan Stasiun Balung yang kemudian lanjut ke Stasiun Lumajang pada tahun 1928, selang dua tahunnya bangunan Stasiun Rambipuji diperbesar seperti sekarang ini. Dulu, dari Stasiun Balung jalur kereta api mengalami percabangan. Yang arah tenggara menghubungkan ke Stasiun Ambulu, dan yang ke selatan terhubung dengan Stasiun Puger yang berada dekat Laut Selatan (Samudera Indonesia. Akan tetapi, jalur tersebut sejak tahun 1988 sudah tidak aktif lagi, termasuk juga jalur yang ke Stasiun Lumajang hingga menuju Klakah juga sudah dinonaktifkan.
Stasiun ini memiliki 5 jalur. Jalur 1 dan 2 digunakan sebagai jalur untuk persilangan kereta api, dan jalur 3 digunakan sebagai jalur sepur lurus. Sedangkan, jalur 4 dan 5 dulunya pernah digunakan peti kemas. Namun sekarang, fasilitas untuk peti kemas tersebut sudah tidak ada lagi.
Stasiun Rambipuji masih dikatakan beruntung karena masih terdapat aktivitas dalam menaikkan maupun menurunkan pernumpang. Sehingga, suasana stasiun terasa hidup manakala ada kereta api yang berhenti maupun melanjutkan perjalanan dari stasiun ini.  *** [090814]

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami