The Story of Indonesian Heritage

Gedung YLCC

Setiap kota yang ada di Indonesia memiliki cikal bakal dalam perjalanan sejarahnya. Biasanya cikal bakal dari sebuah kota acapkali dinamai sebagai kota lama atau Depok Lama, tak terkecuali Kota Depok.
Kota lama Depok terletak di seputaran Jalan Pemuda. Di Jalan Pemuda ini, dulu dikenal sebagai pusat keramaian Depok. Di jalan ini banyak bangunan kuno atau tua yang masih bisa kita saksikan hingga sekarang kendati sebagian bangunan ada yang sudah berubah menjadi rumah pribadi maupun perkantoran. Salah satu gedung tua yang kondisinya masih lumayan bagus dan terawat adalah Gedung Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC).
Gedung YLCC terletak di Jalan Pemuda No. 72 RT.02 RW.08 Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, atau tepatnya berada satu areal dengan SMP Kasih. Lokasi ini berdekatan dengan GPIB Jemaat Immanuel Depok.


Dulu, gedung YLCC ini merupakan bangunan yang diperuntukkan bagi pastor dan pembantunya (pastorij) yang melayani di Gereja Jemaat Masehi Depok (kini GPIB Jemaat Immanuel Depok). Gedung tersebut dibangun oleh Cornelis Chastelein hampir beriringan dengan pembangunan gereja tersebut, sekitar abad 18.
Bangunan gedung YLCC ini berarsitektur kolonial Belanda dengan konstruksi kayunya terbuat dari jenis kayu nangka (artocarpus integra) dan atapnya semula menggunakan genteng buatan pabrik genteng asli depok, yaitu Aakdewerkfabriek.


Bila ditelusuri, bangunan gedung ini lebih tua ketimbang usia YLCC. Yayasan ini didirikan pada tahun 1952 untuk mengenang jasa-jasa Cornelis Chastelein terhadap leluhur masyarakat Depok. Berdasarkan pesan Cornelis Chastelein yang dikeluarkan di Batavia pada 13 Maret 1714: “… Mijne uyterste wille en intentie strijdende, die is om daar een fraaie christen bevolkinge mettertijt van te doen groeyen.” (… Kehendakoe ijaitoe sopaja atas tanah-tanah itoe timboel soewatoe perhimpoenan masehi jang indah). Dilanjutkan dengan “De twaalf familienamen afstammelingen van de vrijgestelde lijfeigenen van Cornelis Chastelein” (Dua belas nama keluarga keturunan para budak yang dimerdekakan oleh Cornelis Chastelein), yaitu: Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Joseph, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense, dan Zadokh.
Keduabelas nama tersebut merupakan cikal bakal marga kaum Depok yang menjadi leluhur masyarakat Depok, dan mewarisi sejumlah tanah perkebunan milik tuannya, yaitu Cornelis Chastelein sesuai surat wasiatnya. Akan tetapi, tanah partikelir tinggalan Chastelein ini kena imbas nasionalisasi ketika Indonesia merdeka.
YLCC ini bertugas mengkoordinasikan keduabelas marga tersebut untuk merawat aset-aset tanah yang bersifat kommunal bezit dan eigendom, atau milik bersama masyarakat Depok berupa tanah pemakaman, lapangan sepak bola, sekolah, rumah sakit, gedung pertemuan, tempat ibadah yang merupakan warisan Cornelis Chastelein serta merawat bukti-bukti peninggalan sejarah. Sedangkan, mereka yang memilih tinggal di Belanda juga mendirikan sebuah paguyuban yang diberi nama De Dodol, singkatan dari Depok Ondervindt Doolopend Onze Liefd, artinya Depok membuat cinta kami tetap. *** [070514]
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami