The Story of Indonesian Heritage

Sejarah Kabupaten Bangkalan

Keberadaan wilayah Bangkalan tidak dapat dipisahkan dari perjalanan panjang sejarah Kerajaan Madura Barat. Kerajaan Madura Barat muncul pertama kali pada tahun 1531 dengan pusat pemerintahan di Keraton Arosbaya, Bangkalan. Raja pertama adalah Panembahan Lemahdoewoer yang memerintah hingga tahun 1592. Wilayah kerajaan ini mencakup daerah Bangkalan dan Sampang. Pada tahun 1624, pusat pemerintahan berpindah ke Keraton Madeggan Sampang dengan Raja Pangeran Tjakraningrat I (1624-1648) dan selanjutnya digantikan oleh Panembahan Tjakraningrat II (1648-1707).
Pada masa pemerintahan Tjakraningrat III (1707-1718), pusat pemerintahan berpindah ke Keraton Toendjoeng di Bangkalan. Pada masa pemerintahan Raja Tjakraningrat IV (1718-1745)  pusat pemerintahan dipindahkan ke Keraton Sembilangan di Bangkalan Baru. Pada masa Tjakraningrat V (1745-1770), pusat pemerintahan pindah untuk pertama kalinya ke Keraton Bangkalan.  Pasca pemerintahan Tjakraningrat V terjadi kekosongan pemerintahan yang disebabkan putra mahkota meninggal muda. Tahta kemudian digantikan oleh cucu Tjakraningrat V yang bernama Sultan Tjakradiningrat I (1780-1815). Pada masa ini Kerajaan Madura Barat berubah menjadi kesultanan yang bersifat Islam. Tahta kemudian digantikan oleh Sultan Tjakradiningrat II (1815-1845) atau Raden Abdul Kadir (masyarakat menyebutnya dengan nama Sultan Kadirun). Tahta pemerintahan kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Raden Muhammad Yusuf atau Panembahan Tjakradiningrat VII (1847-1862). Ia kemudian digantikan oleh putra sulungnya yang bernama Panembahan Tjakradiningrat VIII (1862-1882). Putra Tjakradiningrat VII yang dipersiapkan menjadi raja tidak dapat naik tahta karena meninggal tiga tahun sebelum Panembahan Tjakradiningrat VIII turun tahta.
Pada tahun 1885, Belanda kemudian melakukan intervensi terhadap kerajaan. Pemerintahan Kerajaan Madura Barat kemudian dihapuskan berdasarkan Besluit Goeverneur General Nederland Indie No. 2/c tanggal 22 Agustus 1885, semenjak itu Kerajaan Maduran Barat terbagi menjadi dua wilayah kabupaten, yaitu Bangkalan dan Sampang. Walaupun demikian, pada masa selanjutnya garis keturunan Tjakradiningrat masih tetap memimpin Bangkalan dengan menjadi Bupati. *** [060613]

Sumber:  Informasi dari Museum Cakraningrat Kabupaten Bangkalan

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami